LUBUKLINGGAU – Semangat melawan perundungan kembali berkobar dalam acara Roots Day yang diselenggarakan SMAN 4 Lubuklinggau, pada 25 September 2024. Kegiatan yang mengangkat tema “Berani Bicara, Berani Lawan, Stop Bullying Sekarang” itu berhasil menyatukan siswa-siswi untuk menyatakan sikap tegas terhadap segala bentuk perundungan.
Kegiatan yang berlangsung di ruang sehase SMAN 4 Lubuklinggau tersebut diisi dengan berbagai kegiatan menarik dari narasumber inspiratif yakni Aipa Iwan Inpresi, SE., MM., CMH BNSP yang merupakan PS Kanit Binamsa SatBinMas Polres Lubuklinggau. Sehingga, para peserta antusias mengikuti setiap rangkaian acara dan terlibat aktif dalam diskusi.
Kepala SMAN 4 Lubuklinggau Erwin Susanto, S.Pd, M.Pd melalui Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan Santi Purnamasari, S.Pd, M.Pd menyampaikan mereka sangat mendukung penuh kegiatan ini.
“Dengan adanya kegiatan ini, siswa harus dapat membedakan antar perundungan dan candaan yang terjadi dalam perundungan verbal. Roots day ini, juga bisa di jadikan moment untuk melatih diri berani mengungkapkan sesuatu yang terjadi.”ungkapnya.
Acara Roots Day ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bahaya perundungan dan mendorong mereka untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan insklusif.
“Kami harapkan, dengan adanya agen perubahan anti perundungan ini bisa mendeteksi dini tindak perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah,”harapnya.
Dalam seminar itu, Aipa Iwan Inpresi menyampaikan pentingnya berani bersuara ketika mengalami atau menyaksikan tindakan perundungan.
“Perundungan bukan hanya masalah pribadi, tetapi masalah sosial yang harus kita hadapi bersama. Dengan berani berbicara, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga teman-teman kita,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga membahas berbagai bentuk perundungan, dampaknya, serta cara-cara untuk mencegah dan mengatasinya. Bahkan, memberikan tips dan trik yang berguna bagi peserta, untuk menghadapi situasi perundungan baik sebagai korban maupun sebagai saksi.
Sementara itu, salah satu peserta Muhammad Dwi Revan S mengungkapkan ia sangat antusias mengikuti acara tersebut.
“Saya merasa terinspirasi dan mendapat banyak pengetahuan baru tentang bullying. Saya akan berusaha untuk menjadi teman yang baik, dan berani melawan perundungan di lingkungan saya,”tegasnya (rls/nyt)