LUBUKLINGGAU – Bertempat di halaman sekolah, SDN 58 Lubuklinggau sukses melaksanakan gelar karya program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Sabtu (23/11/2024). Ini merupakan implementasi kurikulum merdeka belajar, dengan tema gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan.
Dalam sambutannya, Kepala SDN 58 Lubuklinggau Rosmalina menyampaikan dalam gelar karya ini, mereka melakukan Market day, pameran karya P5 dan tari tradisional.
Ia juga mengungkapkan sangat bangga dengan hasil kreativitas anak didik. Acara ini juga membuktikan, bahwa anak-anak memiliki potensi besar yang perlu terus dikembangkan.
“Saya melihat anak-anak sangat antusias mengikuti gelar karya P5 ini. Terimakasih pada guru-guru yang telah bekerja keras mendampingi anak untuk membuat suatu karya, sehingga hari ini dapat menghasilkan panan karya mereka,”ungkapnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan dalam kegiatan ini anak didiknya menampilkan berbagai produk dan hasil karya siswa. Yang mana, anak-anak dari berbagai kelas membuka stan yang menjual produk seperti makanan tradisional, kerajinan tangan, hingga karya seni hasil daur ulang.
” Kegiatan ini untuk mengembangkan kreativitas anak-anak sekaligus menjadi ajang bagi siswa untuk menunjukkan hasil karya mereka serta belajar dagang secara langsung,”ujarnya
Sementara itu, pengawas pembina SDN 58 Lubuklinggau Nurdiani S. Pd. Sd mengatakan sangat bahagia dan bangga, melihat sekolah binaan yang sudah mampu menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan tahapan-tahapan yang semestinya. Karena P5 merupakan pembelajaran projek, tentu tidak bisa dilakukan dalam kali proses kegiatan.
Pembelajaran P5 ini berupa projek, dan projek ini tidak berfokus pada produk berupa barang dan bisa bermacam-macam. Bisa pembiasan, karakter dan bisa juga sebuah cita-cita anak anak setelah mengalami proses pembelajaran itu.
“Tema gaya hidup berkelanjutan, tidak berfokus produk namun lebih pada perilaku siswa. Bagaimana dia bisa menghargai lingkungan nya dan dampaknya juga pada lingkungan. Seperti disini pemanfaatan barang bekas, yang diharapkan nantinya anak anak dapat memilah dan memilih barang bekas yang bisa bermanfaat dan dampaknya lingkungan bersih dan sehat,”jelasnya.
Kemudian, untuk kewirausahaan fokusnya bukan anak menghasilkan barang yang bisa di jual. Namun, anak tahu bagaimana proses melakukannya. Artinya mereka tidak hanya bisa membuat dan menjual saja, tapi juga mengetahui untung ruginya, modalnya dan hasil bersihnya hingga memanfaatkan hasil bersihnya.
“Dengan ini, kedepannya anak-anak bisa mengimplementasikan hasil belajarnya di masyarakat. Apalagi, saya lihat disini apa yang menjadi tahapan-tahapan P5 sudah sangat tergambar dari pameran ini,”tegasnya. (Nyt)