Pelaku Usaha Bakal di Sidak, Diganti dengan Tabung Gas Non Subsidi

LUBUKLINGGAU – Ketua DPD Hiswana Migas Lubuklinggau Winasta Ayu Duri angkat bicara terkait situasi meningkatnya permintaan gas elpiji 3 Kg beberapa hari terakhir.

 

Menurut Winasta, persoalan yang saat ini upayakan terkait penyaluran LPG 3 Kg yang tepat sasaran, bukan perihal kelangkaan.

 

Dirinya berharap situasi ini tidak terlalu digembosi, karena membuat masyarakat panik. Peran media juga tidak mesti memberitakan hal-hal kepanikan agar situasi dapat kondusif.

 

Dirinya mengakui kalau memang permintaan gas elpiji 3 kg lagi mengalami peningkatan. Namun berdasarkan pengamatannya, banyak pengecer yang antri mengatasnamakan masyarakat.

 

“Ada juga oknum masyarakat nakal yang menjadi pengecer dan menjual dengan harga tinggi, situasi inilah berdampak kepada pangkalan, karena masyarakat tidak sanggup membeli dengan harga tinggi berbondong-bondong ke pangkalan dan menyebabkan antrian panjang dan seolah-olah gas sulit didapat,”ujarnya.

 

Winasta menambahkan situasi yang terjadi saat ini, tidak hanya terjadi di Kota Lubuklinggau, namun terjadi secara nasional.

 

“Tidak hanya terjadi di Lubuklinggau, tapi secara nasional,” Ungkapnya.

 

 

Pihaknya terus memantau kelapangan, agar pangkalan dapat tepat sasaran dalam menjual gas elpiji, hal ini bertujuan menghentikan penjualan ke sektor pengecer, agar dapat menghindari permainan harga di kalangan bawah.

 

“Kalau harga di pangkalan bisa dikontrol, kalau di pengecer kan tidak ada, karena yang biasanya main ini kan di level bawah,” terangnya.

 

Winasta juga menganjurkan ke pangkalan untuk melayani masyarakat sekitar terlebih dahulu. Selain itu masyarakat pengguna elpiji nonsubsidi diharapkan tetap menggunakan ukuran elpiji ukuran 5,5 Kilogram dan 12 Kilogram karena sesuai segmentasi ukuran 3 Kg hanya di peruntukan untuk masyarakat miskin.

 

Bahkan Pihak Pertamina kedepan bakal melakukan penukaran tabung gas elpiji 3 kg yang ada di rumah makan,laundry secara langsung di lokasi. Jadi gas kepunyaan mereka akan ditukarkan langsung dengan gas non subsidi.

 

“Pelaku usaha tidak usah (rumah makan, laundry) coba coba memakai tabung gas 3kg, karena memang tabung gas tersebut peruntukan nya untuk masyarakat miskin,” tegas Winasta.

 

Begitu juga untuk UMKM, hendaknya yang sudah berpenghasilan besar untuk tidak menggunakan tabung gas 3kg. Yang di perkenankan untuk UMKM kecil seperti penjual gorengan pakai gerobak dll. Hal ini juga nantinya Pertamina bakal tertibkan.

 

“InsyaAllah kegiatan tukar tabung gas ini bakal rutin dilaksanakan dengan program Pertamina juga, Mudah-mudahan dengan cara ini dapat membuat efek jera,” Ungkap nya.

 

Kalaupun nanti pihak pelaku usaha seperti rumah makan, laundry dan UMKM besar masih ngotot memakai tabung gas 3kg. Maka ketika Pertamina lakukan sidak akan tetap di tukar dan tidak bisa menyalahkan. Karena memang tabung gas 3kg untuk masyarakat miskin.

 

Winasta mengungkapkan fakta di lapangan bahwa ada juga pelaku UMKM yang memiliki 5 tabung elpiji 3 kg dalam satu hari. Menurutnya hal itu sudah salah kaprah.

 

Status pelaku usaha UMKM kedepan harus diperjelas berpenghasilan rendah atau kecil. Jika semua nya mengatasnamakan UMKM kecil dan memakai penggunaan tabung gas subsidi banyak. Maka elpiji 3 kg di Lubuklinggau bisa habis.

 

“Bukan kita tidak berpihak pada UMKM kecil, tapi ketika gas 3 kg mahal, masyarakat ribut, apalagi sudah mendekati bulan suci ramadhan, bakal muncul pedagang dadakan, maka kita prepare dari sekarang jangan sampai nanti pas puasa, tambah lebih geruh,” pungkasnya.(BI)

error: fuck you not copy!!!