LUBUKLINGGAU – Ironis, Madrasah selevel MAN 2 Kota Lubuklinggau ingin menghapus Ekstrakurikuler Pecinta Alam.
Hal ini diungkapkan Alumni MAN 2 Lubuklinggau, sekaligus senior Pecinta alam Kota Lubuklinggau, Febri Habibie Asril ketika diwawancarai Bintang informasi. Selasa (4/1/2022).
“Adik-adik junior menceritakan kepada saya kalau Ekskul Pecinta Alam di MAN bakal dihapuskan, ini kelewatan sekali,”ketus Febri.
Menurut Sekjen Koni Lubuklinggau ini, ekstrakurikuler tertuang dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 62 tahun 2014. Pihak sekolah tidak boleh menghapus kegiatan ekstrakurikuler.
“Ekstrakurikuler ini untuk pendidikan karakter anak didik, kalau mau dihapus, mau dari mana lagi pendidikan karakternya,”terangnya.
Febri sempat menanyakan apa perihal mau dihapuskan pecinta alam tersebut. Apakah ada hal urgent. Menurutnya kalau bicara soal anggaran, untuk apa ada dana BOS.
Pria yang pernah menjabat Ketua DPC GMNI Kota Lubuklinggau ini menyayangkan sikap dari pihak sekolah. Bahkan Febri bertanya, MAN 2 Lubuklinggau menggunakan peraturan apa ingin menghapus ekstrakurikuler pecinta alam.
“Kalau pihak sekolah beralasan karena pandemi, seharusnya seluruh kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut dihapuskan semua, apalagi pecinta alam itu kegiatannya outdoor bukan Indoor, jadi apa alasan, akan saya gugat nanti kepala sekolahnya,”ketus Febri.
Ia menambahkan, siapa lagi ekstrakurikuler yang peduli dengan lingkungan, kalau tidak para pelajar, mahasiswa pecinta alam.
“Kalau pihak sekolah ngomong tidak ada anggaran, lalu dana BOS itu untuk apa, dana BOS itu bukan untuk Kepala Sekolah, tapi untuk operasional sekolah,” tegasnya.
Sementara itu kepala MAN 2 Lubuklinggau, Saiful Basin ketika di konfirmasi mengatakan dimasa pandemi, ekstrakurikuler di sekolah belum jalan. Kemudian belum ada kejelasan dari Mendikbud, belajar sudah diperbolehkan full atau belum.
“Kami tadi rapat, tapi belum membahas ekskul ekskul,” ujarnya.
Namun, Saiful sudah meminta anak anak dari ekstrakurikuler pecinta alam untuk menghadapnya besok Rabu (5/1/2022) pukul 08.00 WIB.
“Memang anak anak tadi sudah ada menghadap, tapi saya besok jadwalkan,”akunya.
Dirinya mengaku memang ada rapat pembahasan untuk ekstrakurikuler, namun belum ada keputusan untuk menghapus ekstrakurikuler pecinta alam.
Saiful menjelaskan, pihak sekolah butuh pembina pelatih dari setiap ekstrakurikuler. Pihak sekolah ingin tahu siapa pelatih, pembina.
“Pihak sekolah perlu tahu, pelatih pembina, seniornya siapa, kita suruh menghadap sekolah dan mereka mesti menyerahkan bukti bukti syarat sebagai pelatih layaknya guru. Tidak bisa, anak sekedar ngomong mereka punya pelatih, tidak bisa seperti itu,”bebernya.
Lanjut Saiful, pihak sekolah ingin jelas, pelatih dari mana, memiliki lisensi atau tidak dan bertanggung jawab.
“Paling tidak kita butuh tahu identitas mereka. Kalau ada pelatih dan pembina, kita allout terhadap ekskul ekskul,” pungkasnya. (BI)