*Dekan : Ambulance Bukan untuk Kampus
LUBUKLINGGAU – Mengeluh, itulah dirasakan segelintir mahasiswa UNIVBI Kota Lubuklinggau.
Mereka yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebanyak 311 orang diminta pihak kampus, menyetor uang sebesar Rp 720 ribu/orang untuk membeli mobil ambulan.
Salah seorang mahasiswa yang namanya tidak mau disebutkan membenarkan, kalau mereka KKN tahun ini merasa sulit.
“Yang benar saja, kami disuruh beli Ambulance,”ketusnya.
Sedari awal mahasiswa merasa bingung, karena mereka KKN di dalam kampus, dengan alasan masih disituasi pandemi Covid-19. Kebingungan lainnya, pelaksanaan KKN nya belum jelas.
“Sedangkan kami didesak desak cepat daftar KKN dan bayar, ya wajar kalau kita bayar mungkin untuk baju seragam atau lainnya, tapi karena covid, kami tidak keluar-keluar, jadi uangnya untuk apa, dan okelah, kami kira uang untuk bayar KKN itu, uang untuk beli Ambulance, tidak tahu nya beda lagi,”jelasnya kesal.
Hingga saat ini, lanjutnya, mereka belum melakukan KKN sama sekali, masih dalam rencana. Secara pribadi, ia mengaku dirinya belum membayar uang untuk beli Ambulance, kalau mahasiswa lainnya, diperkirakan sudah ada yang bayar.
“Kalau yang lainnya saya kurang tahu, tapi di grup grup WA sudah geruh, apalagi pihak kampus sudah menyertakan nomor rekening untuk pembayaran sumbangan beli Ambulance,”jelasnya.
Mereka sangat keberatan dengan sumbangan tersebut disituasi susah saat ini. “Bukannya zaman lemak,”katanya kesal.
Mahasiswa ini memperkirakan, karena mereka mereka KKN tidak terjun ke desa-desa, uang untuk daftar KKN tersebut untuk membeli Ambulance, namun ternyata beda lagi.
“Hitung saja, 311 orang dikali dengan Rp 720 ribu, totalnya Rp 223.920.000. Saya sempat lihat rincian harga mobil Ambulance nya Rp 250an juta. Nah kekurangan untuk beli Ambulance akan ditutup pihak kampus,”jelasnya.
Dengan tegas, narasumber belum ada niat sama sekali untuk membayar sumbangan beli Ambulance. Karena dirinya sangat merasa keberatan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi Manajemen UNIVBI, Yusuf ketika dikonfirmasi mengatakan esensi dari KKN yakni pengabdian pembangunan masyarakat. Mengingat kondisi saat ini covid maka ada yang mengusulkan pembelian mobil ambulan untuk membantu warga masyarakat Lubuklinggau dan Musi Rawas.
“Semua ini atas kesepakatan dengan mahasiswa, kalau ada mahasiswa yang tidak setuju dengan ini biasa, ya dalam pro dan kontra itu biasa,”ungkapnya.
Dalam proses KKN, ada pembekalan, dan ada tim perencanaan turut melibatkan mahasiswa. Dalam kesepakatan tersebut pihak kampus tidak ada unsur pemaksaan, bahkan pihak kampus mengurangi dana sumbangan tersebut dari Rp 720 ribu menjadi Rp 650 ribu.
“Ini sudah disetujui mayoritas mahasiswa,”bebernya.
Pihak kampus juga memberikan solusi, bagi mahasiswa yang kesulitan dengan finansial, untuk mengajukan surat ke lembaga kampus. Dan terdata sudah ada 20 mahasiswa.
“Yang keberatan mungkin, ada beberapa mahasiswa ini tidak hadir saat pembekalan dan tidak mendapatkan informasi up to date,padahal kita sudah tegas,yang tidak mampu dapat mengajukan ke lembaga,”tegasnya.
Kembali Dirinya pertegas, pembelian mobil ambulan bukan untuk civitas akademik, namun untuk kepentingan masyarakat Lubuklinggau Musi Rawas karena hal ini wujud nyata dari KKN.
“Bukan untuk kampus, tapi masyarakat, boleh nanti tanda tangan diatas materai,”tegasnya.(b15ck).