LUBUKLINGGAU – Di Hari Pangan Sedunia , Kadis Pertanian Kota Lubuklinggau mengatakan para petani sangat berharap kehidupan mereka lebih sejahtera.
Ungkapan Ini diungkapkan Kadis Pertanian Dedi Yansah Ketika diwawancarai Bintanginformasi.co.id usai acara panen padi dalam rangka memperingati hari pangan sedunia, Senin (25/10/2021
Dedi menyampaikan apa yang diharapkan Menteri Pertanian Republik Indonesia dimana petani itu mengharapkan sejahtera,namun kenyataan nya para petani berkeringat-keringat, tapi kehidupan mereka saat ini dibawah standar.
“Sekarang harga beras berapa? Rp 8 ribu, dan mereka menanam padi butuh waktu 2 bulan dengan modal Rp 6 juta, jadi kalau mereka mendapatkan 3 ton, mereka penggarap, bayar kepada pemilik lahan, petani dapat nya berapa,ya karena tidak ada pekerjaan yang lain, mereka mesti lakukan ini,”tegas Dedi.
Harapan nya petani dapat tempat, jangan hanya pedagang yang dapat untung. Harga pisang di lahan 3 ribu, di jual di depan Pemda 10 ribu.
Ditanyai adakah dampak dari pengeringan saluran irigasi, Dedi menegaskan hal itu sangat berdampak. Saat ini pihaknya bersama Kepala Dinas pertanian Musi Rawas sangat terpukul dalam kinerja. Apalagi petani.
Petani tidak mendapatkan kompensasi, minimal seharusnya pihak balai besar bisa mencari sumber air lain. Apakah bisa buat embung.
Dengan adanya pola pengeringan ini. Dan hasil produksi padi di Lubuklinggau pasti turun karena pola tanam yang berubah.
“Dari bulan ini, sampai Januari 2022, tidak bisa tanam padi, kita lebih kurang ada 500 hektare,dikit yang kita, Mura itu 7000 hektare, jadi pasti turun produktifitas kita,”Jelasnya.
Minggu depan, kemungkinan petani Lubuklinggau akan menanam jagung, dirinya akan melihat jagung bisa tidak mensubsidi petani dari mereka menanam padi sekarang berubah tanam jagung.
“Lubuklinggau untuk sektor pertanian bukan prioritas tapi itu harus di laksanakan walaupun tertatih-tatih,”ungkapnya.(dan)