LUBUKLINGGAU, BINTANGIFORMASI – SMA Xaverius Kota Lubuklinggau perdana menerapkan pembelajaran Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5.
P5 sendiri merupakan salah satu kegiatan kurikulum merdeka yang mana secara khusus menumbuhkan karakter pada profil pelajar pancasila. Secara eksplisit P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan merenungkan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
“Sebenarnya kegiatan ini adalah sarana untuk menuju tentang Profil Pancasila yang diinginkan sehingga mempunyai anak-anak memiliki karakter peduli sesama manusia, peduli lingkungan ada sikap gotong royong, menghargai orang lain semua dari nilai-nilai kehidupan kewarganegaraan Pancasila,”jelas Kepala SMA Xaverius Lubuklinggau, Widodo.
Diproses pembelajaran mereka menggunakan pola P5 dengan cara membentuk kelompok-kelompok agar para siswa bisa berkerja sama dengan komunikasi dan bermusyawarah.
D Widodo menuturkan, di SMA Xaverius Lubuklinggau tema yang mereka pakai dalam P5 yakni Kearifan Lokal dan Bernalar Kritis dimana anak-anak diberikan wawasan pandangan tentang kebhinekaan, lalu mereka mempunyai kemampuan berpikir kreatif. Dimana harapannya timbul kepedulian terhadap tentang kebhinekaan. Setelah itu muncullah ide-ide cemerlang.
“Anak-anak ada yang mempelajari tentang tarian daerah, ada yang mempelajari musik daerah, ada mempelajari tentang lagu-lagu daerah jadi ada panduan suara, musik, melukis dan menari juga ada yang ingin mengulas kembali tentang sejarah di Kota Lubuklinggau yaitu kelompok drama. Dalam hal ini anak-anak sendiri yang menentukan mau mengembangkan kemampuan nya di 5 kelompok tadi sesuai dengan keinginan,”terang D Widodo.
Sedangkan, peranan Bapak/ibu Guru pendamping sifat nya mendampingi bukan melatih, bagaimana mereka mengeksplorasi tentang apa yang mereka inginkan.
“Pihak Sekolah berharap untuk kedepannya bahwa memang anak-anak sekarang dilatih dan dibekali dalam hal ini dan mereka bisa mengembangkan diri mereka sesuai dengan kebutuhan zaman nya tetapi karakter kehidupan berpancasila tetap harus hidup di diri mereka,” Pungkasnya. (fj)