LUBUKLINGGAU – Muhammad Arjun Rizqi, mahasiswa asal Kota Lubuklinggau yang sekarang tengah menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro Prodi Rekayasa Perancangan Mekanik (Teknik Mesin) ini menceritakan pengalamannya saat mengikuti program pejuang Muda.
Ia menjelaskan, Pejuang Muda merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Indonesia dan beberapa kementrian lainnya seperti Kementrian Agama dan Kementrian Sosial Republik Indonesia.
Dalam program ini bertujuan untuk memakmurkan serta melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui program ini juga diharapkan data verivikasi masyarakat tidak mampu, masyarakat yang membutuhkan bantuan dari pemerintah dapat terdata dengan benar dan baik oleh para Mahasiswa dan Mahasiswi yang melakukan input data ini.
Data yang disediakan ini akan langsung masuk kedalam database Kementrian Sosial Republik Indonesia sebagai penerima-penerima bantuan yang akan datang, para mahasiswa diharuskan mendata ulang para-para calon perima bantuan ini dengan beberapa syarat dan ketentuan yang telah disediakan para mahasiswa.
“Dalam kesempatan ini, mahasiswi menanyakan beberapa poin penting untuk sebagai indikasi bahwa perima bantuan layak dan memenuhi kategori sebagai penerima bantuan.”ungka Arjun yang bertugas di Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.
Lebih lanjut, mahasiswa Semester VII ini menjelaskan Pejuang Muda di Kutai Timur terdiri 10 orang yang berasal dari beberapa Universitas negeri maupun swasta.
Dalam keberlangsungan program ini, diwajibkan setiap mahasiswa menginput data sekitar 100 data penerima bantuan untuk didata layak dan pantas menerima bantuan perharinya selama kurang lebih 50 hari kerja dan dilanjutkan Project base.
“Project base ini adalah suatu program yang dibuat Mahasiswa untuk mengurangi atau memberi pelatihan tentang bentuk macam-macam usaha yang dapat dilakukan masyrakat kelas bawah untuk dapat menghasilkan uang dalam modal yang kecil. Mahasiswa dituntut untuk memikirkan program apa yang cocok untuk masyarakat ini dibantu dengan Dinas Sosial setempat disini Dinas Sosial Kutai Timur.”jelasnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan Based Project ini adalah program akhir dari Pejuang Muda yang bertujuan untuk membuat program yang sesuai dengan kondisi lingkungan di masyarakat Kabupaten Kutai Timur. Para mahasiswa, mendesain melalakukan pengamatan untuk program yang bisa diaplikasikan ke masyarakat dengan biaya rendah namun menghasilkan upah yang cukup.
Hasilnya, maka dibuatlah program “Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budidaya Maggot Untuk Pakan Ternak Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Kutai Timur”.
Dengan adanya program budidaya maggot ini, diharapkan masyarakat dapat melakukan usaha untuk membantu perekonomian keluarga. Karena dengan biayaan yang kecil, tidak mengharuskan para masyarakat untuk memiliki modal yang besar, dengan begitu setiap lini masyarakat kelas bawah dapat kesempatan untuk menghasilkan uang.
“Tidak hanya itu dalam program ini, kami juga menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan dalam melakukan budidaya yang baik dan benar agar masyarakat tidak gagal dalam melakukan pemberdayaan ulat maggot,”tutupnya. (Rls/Nyt)